Asing; Baru; Kaku; Lain. Nikmati prosesnya..

-2 °C, angin laut semilir, dan penuh orang-orang dengan nama yang mengingatkan saya akan telenovela jaman SD dulu. Yak, itulah Valencia! Kota pelabuhan metropolitan dan tujuan wisata di timur Spanyol.
10 hari yang lalu saya dan istri hijrah (pindahan) kesini, dan insya Allah selama 5 bulan ke depan akan menetap. Koper ukuran 40 kg, 30 kg, dan dua ukuran kabin menemani perjalanan. Oh ya, juga satu kardus Rice Cooker terbaru karena bukan orang Indonesia kalau tidak makan nasi he he.
Saya banyak bersyukur bahwa proses kepindahan yang sangat mepet ini dapat berlangsung, walaupun bahkan di saat injury time keberangkatan tujuan perjalanan kami berubah! Allah memang Maha Baik 🙂
Dan proses perantauan dimulai..
Valencia adalah kota yang indah, dia memiliki budaya yang dimulai sejak jaman Romawi, peradaban Islam dan Kristen kuno. Tapi jujur saja, saya dan istri belum bisa bercerita banyak. Karena, hingga sekarang kami belum pernah benar-benar berkeliling sebagai turis! ha ha
Hijrah tidak pernah mudah! Meninggalkan rumah, keluarga, teman, dan negara. Semuanya baru dan begitu mengasyikkan. Tapi perasaan syur menyenangkan ini punya harga: stress. Terlebih ketika segalanya dikejar oleh waktu.
Di tengah kesibukan utama kami: saya menulis berkontribusi artikel untuk surat kabar dan istri kuliah–kami harus mulai membagi tugas rumah tangga (menata shared flat kami, memasak, budgeting kecil-kecilan agar berhemat ketat, bergaul dengan lingkungan, dan tentu belajar bahasa Spanyol!). Dan rupanya, secara mental, itu semua tidak mudah karena terbatasi oleh perbedaan budaya dan bahasa.
Saat ini, dengan bahasa Spanyol yang pas-pasan sulit bagi kami (saya terutama) untuk bergaul dengan masyarakat sekitar. Alhamdulillah, teman satu flat kami mengerti sedikit bahasa Inggris dan bersedia membantu mengajar bahasa Spanyol.
Namun, memang dasar manusia, tidak pernah sabar! Jadilah sering menggerutu sendiri kapan bisa mengobrol bebas. Syukur-syukur bisa jualan sesuatu, menambah penghasilan. Psst, disini semuanya demen minuman hangat khas Indonesia (aji mumpung winter hi hi hi).
Tapi disini saya kembali menarik hikmah, bahwa semuanya membutuhkan proses. Ingin segera selesai artikel, ingin segera fasih Spanyol, ingin segera membuat jaringan (network), tapi semua ada urutannya.
Yang paling penting sekarang adalah, menginvestasikan waktu diantara waktu-waktu sibuk untuk hal-hal yang memberikan manfaat lebih di hari nanti. Dan ya, mulai menikmati keramahan yang ditawarkan kota ini 😀
“Satu-satunya alasan mengapa waktu berjalan adalah agar semua hal tidak terjadi dalam satu waktu.” – Albert Einstein
Sekarang, satu-satunya yang menjadi bumbu gerutu kami di malam hari adalah, dengan cuaca seperti ini mengapa tidak ada salju yah? 😛
WDP