Salah Kerja bukanlah Jawaban
“Wid, aku merasa tidak nyaman dengan pekerjaanku saat ini. Apa lebih baik aku mengundurkan diri saja ya?”
Pertanyaan itu diajukan seorang kawan; dan seorang lagi, dan lagi. Izinkan saya berargumen, jangan mengambil keputusan berdasarkan pada emosi. Lagi pula, jarang sekali serta-merta resign begitu saja merupakan solusi terbaik.
Ada 4 (empat) tips yang bisa kita pakai untuk menghadapi keadaan seperti ini.
-
Terima Keadaan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah tarik napas dalam dan bawa diri kita menuju ke keadaan saat ini. Terima fakta bahwa apapun dan siapapun kita sekarang, adalah hasil dari keputusan yang pernah dibuat oleh kita sendiri di masa lalu. Tidak peduli apakah kita seorang office boy atau pengusaha, kita tidak akan bisa berkembang jika kita tidak menerima kenyataan hari ini.Bagi saya, resign begitu saja adalah bentuk ketidakdewasaan dan kontra tanggung jawab akan pilihan yang pernah kita ambil sendiri.
-
Temukan personal niche
Kenyataan saat ini, bisnis berkembang dengan kecepatan yang tidak terbayangkan di era orang tua kita; demikian, pekerjaan beradaptasi memenuhi kebutuhan-kebutuhan baru tersebut tanpa bisa diimbangi oleh kurikulum perkuliahan konvensional.Sebagai contoh, semua orang paham dengan istilah CEO atau COO. Tapi pernahkah kita bermimpi menjadi Chief Listening Officer? Di tahun 2010 seorang wanita profesional direkrut oleh Dell dan Kodak untuk menjadi CLO pertama di dunia, WOW!
Tidak perlu untuk menjadi ekstrem seperti itu. Namun, bahkan dalam satu pekerjaan yang sangat umum, kita bisa menjadi pembaharu. Triknya adalah dengan menggali bakat dan meresapkannya (infuse) dengan pekerjaan harian kita. Senang berkomunikasi dengan orang lain, peduli terhadap detail, sense of design yang baik; Apapun bisa dan unik terhadap dirimu! Misal, seorang staf akuntan terbiasa membuat laporan keuangan bulanan. Para rekannya yang lain hanya melakukan apa yang diminta, menyediakan data-data di program spreadsheet dan menyerahkan kepada bos mereka dengan laporan analisis terbatas. Tapi si kawan ini, ia menyadari bahwa hampir semua atasan tidak memiliki kepahaman yang baik akan membaca keuangan Perusahaan (Harvard Business Review, October 2009). Dengan ketertarikannya terhadap bidang desain, alih-alih copy dan paste data, ia merepresentasikan data-data tersebut dalam satu lembar A3 yang memuat alur grafik analisis dan lebih terlihat seperti papan kriya SD ketimbang laporan Perusahaan. Singkat kata, ia dipercaya menjadi penasihat keuangan atasan langsungnya hingga diajak serta dalam presentasi rapat pemegang saham. Itulah, sebagai seorang akuntan dengan title pekerjaan yang sama, ia membuat niche-nya sendiri.
Ingat, bakat disini adalah talent bukan keterampilan (skill). Keterampilan akan teknologi terbaru maupun ilmu eksak akan tergantikan. Namun niche yang tak lekang waktu adalah yang berhubungan dengan bakat dan semangat (passion) yang akan mendukung keterampilan apapun.
-
Pelajari, Asah, dan Tunjukkan dirimu
Sederhana. Setelah bakat dan niche-mu, pelajari dan asah dengan sungguh-sungguh. Konsisten, karena jarang sekali ini dapat didapat di lingkungan pekerjaan. Seringkali, kita harus meluangkan waktu lebih untuk mempelajari ini.Kenapa? Karena hanya melakukan pekerjaan dengan baik tidaklah cukup. Agar selangkah lebih maju, kita benar-benar harus menonjol. Dan keterampilan yang kita pelajari di luar pekerjaan, dapat membantu kita dipromosikan di dalam.Saya percaya jika kita berusaha sungguh-sungguh, menjadikan diri kita ahli dalam suatu hal yang unik, sambil mengejar passion kita, kita akan dapat mencapai apa yang kita inginkan! Pada akhirnya, jangan malu untuk menunjukkan kepada rekan kerja dan terlebih atasan kita. Ambil resiko, karena pekerjaan yang tadinya membosankan dapat menjadi pekerjaan impian kapan saja setelahnya
-
Selanjutnya, terserah anda.
Dan apabila setelahnya baik rekan kerja maupun atasan tidak memberi apresiasi, itulah saatnya kita pergi. Karena tempat bekerja yang baik akan mengapresiasi potensi bertumbuh dari dalam, terlebih di saat kompetisi meningkat saat ini.Lagi pula, sadar tidak sadar proses diatas telah mendewasakan kita. Kita lebih mengenal diri sendiri secara bakat dan passion. Pasti berlanjut ke peningkatan skill baru. Dan yang terpenting, kita telah memilih untuk proaktif dengan tidak menyalahkan keadaan dan membuat perubahan. Mau apa lagi? Itu semua sudah resep sukses kehidupan.
Selanjutnya? Pindah kerja dengan CV yang lebih baik? Membuka lapangan kerja sendiri? Ah, itu terserah anda…
Salam, WDP